Bullying atau intimidasi adalah sebuah topik yang paling ditakutkan oleh para orang tua. Cukup sulit untuk mengetahui bahwa anak Anda ditindas – tapi apa yang Anda lakukan jika anak Anda adalah pelakunya?
Jangan menyangkal
Mencari tahu bahwa anak Anda mengintimidasi anak lain merupakan hal sulit yang harus dihadapi para orang tua, tetapi penyangkalan hanya akan menunda proses pemulihan. Banyak orang tua dari pelaku bullying menyangkal bahwa anak mereka bisa berperilaku seperti itu. Orang tua harus bersedia untuk berpikiran terbuka dan mendengarkan. Setelah fakta-faktanya muncul, orang tua dapat mulai membantu anak memperbaiki situasi, termasuk bekerja sama dengan pihak sekolah.
Bekerja sama dengan pihak sekolah dapat lebih membantu daripada saling menyalahkan. Hal ini sangat penting karena dengan bekerja sama orang tua tidak harus menghadapi situasi ini sendirian. Para guru dan kepala sekolah mungkin telah berurusan dengan topik ini beberapa kali di masa lalu.
Belajar dari kesalahan
Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya menjadi penindas, tetapi bila Anda menghadapi situasi ini, Anda mempunyai kesempatan untuk mengubahnya menjadi sebuah pembelajaran. Menurut Alyson Schafer, seorang psikoterapis dan ahli pengasuhan anak dari Kanada, bullying adalah tentang kekuasaan dan biasanya si pelaku tidak memiliki wawasan dan keterampilan untuk memahami perbedaan dan cara yang lebih baik untuk merasakan kekuasaan melalui tindakan yang baik. Sebagai orang tua, Anda dapat merubah hal tersebut dengan mengajarkan anak Anda empati.
Menurut Alyson Schafer ada beberapa strategi untuk mengajarkan empati kepada anak. Orang tua akan tahu apa yang terbaik untuk anaknya sesuai dengan situasinya.
- Membaca buku atau menonton film mengenai bullying dan mendiskusikannya bagaimana dampak bullying terhadap korban
- Menonton acara komedi di TV dengan mematikan volumenya dan perhatikan mimik muka dan bahasa tubuh untuk mengidentifikasinya perasaan malu, sedih dan rasa sakit.
- Menonton film dimana seseorang melakukan perbuatan baik dan diskusikan bagaimana perasaan orang tersebut setelah melakukan perbuatan baik dan bagaimana perasaan orang yang telah ditolong.
- Ajak anak mempraktekan tindakan untuk berbuat baik dan diskusikan bagaimana perasaan mereka setelah itu.
- Bila anak benar-benar merasa bersalah, bantu mereka untuk mengungkapkan perasaan bersalahnya dengan permintaan maaf.
sumber : klik disini
Artikel yang berkaitan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar