Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar, seperti duduk, menendang, berlari, melompat, melempar, dan menjaga keseimbangan. Melatih motorik kasar anak sudah dapat dilakukan dengan memberi stimulasi sejak anak masih bayi dengan cara yang menyenangkan.
Saat bayi baru lahir hingga berusia 3 bulan, ia belum mengenali perbedaan antara tubuhnya dan tubuh Anda. Anda bisa menstimulasi dengan menggerakkan kaki dan tangannya secara perlahan, bisa dengan diiringi lagu favoritnya. Tahapan berikutnya adalah saat bayi berusia 4-7 bulan, ia mulai bisa bergerak secara mandiri. Anda bisa memberikan stimulasi dengan mengajarkannya menggenggam benda, belajar duduk, dan belajar meraih benda di dekatnya. Sedangkan pada tahapan berikutnya antara usia 8-12 bulan, bayi sudah mulai belajar merangkak. Anda bisa mengajaknya bermain dengan menyembunyikan mainannya dibalik selimut, dan mengajaknya merangkak untuk mencari mainannya. Dalam usia tersebut, bayi juga sudah mulai belajar berdiri, sehingga ia perlu distimulasi untuk menguatkan otot-otot kakinya.
Melatih motorik kasar batita pada usia antara 12-18 bulan adalah bertepatan dengan saat mereka belajar berjalan. Mereka bisa diajak berlatih naik turun-tangga, serta bisa mulai diajak bermain melempar dan menangkap bola. Permainan ini tidak hanya menstimulasi motorik kasar, tetapi juga melatih kemampuan koordinasi mata dan tangan pada batita. Perkembangan motorik kasar ini semakin baik saat batita menginjak usia antara 18-24 bulan, ketika mereka mulai belajar melompat.
Saat balita berusia antara 2-5 tahun, ia mulai bisa menggerakkan otot-ototnya dengan lebih luwes dan lebih baik daripada sebelumnya. Stimulasikan kemampuan motorik kasarnya dengan penambahan pada bentuk, media, tingkat kesulitan dan lain sebagainya. Ajak anak untuk melakukan permainan fisik seperti berlari, melompat, melempar, menangkap, berguling dan lain sebagainya. Dengan bertambahnya usia, kemampuannya akan semakin baik. Ia akan menjadi semakin kuat dan semakin cepat.
Dalam melatih motorik kasar bayi atau balita, stimulasi sebaiknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Jangan memberikan stimulasi secara terburu-buru. Apabila bayi atau balita terlihat rewel atau bosan, berhentilah sejenak untuk beristirahat. Lanjutkan setelah bayi atau balita sudah dalam kondisi senang untuk menerima stimulasi kembali.
sumner : klik disini
Artikel yang berkaitan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar