Penyebab anak hiperaktif biasanya dikaitkan dengan pola asuh dan kesalahan dalam asupan makanan. Namun, dalam beberapa penelitian ilmiah yang mendetail, diketahui bahwa faktor genetik atau penyimpangan DNA menjadi salah satu faktor untuk penyebab hiperaktif. Dalam penelitian ilmiah, diketahui bahwa anak hiperaktif memiliki satu bagian kecil DNA yang “hilang” atau bahkan terduplikasi sehingga menyebabkan tumpang tindih dalam perkembangan, otak kanan maupun otak kiri. Hal ini kemudian memunculkan suatu keadaan yang disebut ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder).
Jenis-Jenis Hiperaktif
Sebelum lebih jauh mengenal penyebab hiperaktif anak, menurut para ahli, setidaknya ada tiga jenis hiperaktif yang dapat dipelajari dalam berbagai kasus. Jenis-jenis hiperaktif tersebut adalah :
- Tipe Yang Susah Berkonsentrasi (Inatensi)
Biasanya, hal ini terjadi pada anak perempuan dengan ditandai kondisi melamun atau tidak fokus pada hal-hal disekitarnya. - Tipe hiperaktif dan impulsif
Tipe ini paling sering diperlihatkan dengan ciri anak yang tidak bisa diam dan selalu melakukan aktivitas seolah tidak pernah lelah, Ciri lain adalah, dalam bertindak, penderita gejala hiperaktif tipe ini cenderung tidak berfikir konsekuensinya. Misalnya, kita akan bisa melihat ada anak kecil yang berlari berputar-putar tanpa berfikir bahwa disekitarnya adalah lalu lintas yang ramai. Anak hiperaktif tipe ini juga cenderung tidak dapat berkonsentrasi dan lebih suka bermain sendiri serta selalu melontarkan banyak pertanyaan tanpa mau disela. - Tipe gabungan
Tipe ini adalah gabungan dari tipe inatensi dan hiperaktfi – impulsif.
Penyebab Anak Hiperaktif dan Beberapa Hal Lainnya
Seperti telah dikatakan diatas, penyebab hiperaktif terutama adalah penyimpangan DNA. Penyimpangan DNA ini menurut pendapat banyak pihak, bukan disebabkan konsumsi asupan sewaktu anak sudah lahir, namun lebih kepada asupan ketika anak masih dalam kandungan. Konsumsi makanan instan secara berlebihan dipercaya ikut menjadi penyebab anak menjadi hiperaktif.
Namun, hiperaktif bukanlah hal buruk sebenarnya. Anak yang memiliki kondisi hiperaktif pada dasarnya mempunyai energi berlebih yang bisa digunakan untuk kebaikannya. Libatkan anak hiperaktif dalam kegiatan yang akan menguras banyak energinya misalnya olahraga atau hobby lain seperti bertualang. Ketika energi berlebih tergunakan, anak hiperaktif akan mudah untuk mengendalikan diri. Satu hal yang pasti, hiperaktif bukanlah kondisi yang jelek selama banyak hal positif dilakukan. Namun memang, untuk menangani anak yang hiperaktif haruslah dengan kesabaran ekstra dan melakukan pendekatan pertama yaitu mencoba memahami apa penyebab anak hiperaktif.
sumber : klik disini
Artikel pendukung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar