Hi ALL ,  welcome  |  MY SITE  |  PLEASE READ  |  THANK'S YOU ALL
Selamat datang di online learning, Ayo, terus belajar dan ilmu adalah teman yang paling baik. (kritik dan saran hubungi mhharismansur@gmail.com atau Hp. 081329653007)

Yang Terasing part 2

Written By mhharismansur on Rabu, 09 Januari 2013 | 15.52


Suku Tarahumara dari Meksiko berhasil menghindari para penakluk dari Spanyol pada abad ke-16. Namun, apakah mereka mampu menghadapi serangan kehidupan masyarakat modern?

OLEH CYNTHIA GORNEY
FOTO OLEH ROBB KENDRICK
Orang Tarahumara bersifat pendiam dan kurang suka bergaul, dan tinggal saling berjauhan. Mereka tinggal di rumah kecil-kecil yang terbuat dari kayu atau batu bata adobe, atau di gua, atau di hunian yang sebagian bangunannya berupa batu yang menjorok keluar sehingga berfungsi sebagai atap. Mereka meracik minuman beralkohol dari jagung, yang ditanam di ladang kecil yang dibajak dengan tangan, dan pada acara pesta atau perayaan mereka berkumpul bersama dan minum secara bergiliran dari kendi yang terbuat dari semacam labu, sampai mereka mabuk yang ditandai dengan berteriak-teriak, atau mengantuk, atau uring-uringan, lalu bergelimpangan di tanah sampai siuman kembali. Mereka pelari jarak jauh yang tangguh karena selama beberapa generasi memiliki jaringan transportasi berupa jalan setapak yang sempit melintasi ngarai; Rarámuri berarti “pelari-kaki” atau “orang yang pintar berjalan,” dan konon mereka menjengkelkan atlet-atlet ultramaraton Amerika karena mengalahkan mereka sambil hanya mengenakan sepatu sandal huarache dan sesekali berhenti untuk merokok.

Mereka menganggap pekerjaan sebagai sesuatu yang harus dilakukan untuk dapat bertahan hidup, namun pekerjaan dipandang sebagai sekadar cara untuk mencapai tujuan, dan tidak sepenting kewajiban spiritual dan hal-hal lain yang menyangkut jiwa. Perekonomian tradisional mereka dijalankan dengan cara barter, bukan dengan uang tunai; mereka memiliki kata untuk konsep berbagi, yang sulit diterjemahkan secara langsung ke dalam bahasa Spanyol ataupun Inggris: “kórima,” yang diucapkan oleh wanita Tarahumara yang membuka telapak tangannya untuk mendapatkan sesuatu yang oleh chabochi disebut derma. Tetapi, tidak akan ada ucapan “terima kasih” untuk pemberian uang receh yang diterima, karena kórima menyiratkan kewajiban untuk mendistribusikan kekayaan agar bermanfaat bagi semua orang.

Mereka juga sering menyantap Maruchan, mi instan Jepang yang dikemas dalam wadah berbentuk silinder dari plastic-foam. Demikian pula dengan keripik kentang dalam kemasan aluminium foil, Coca-Cola kemasan literan, dan bir Tecate dalam kaleng yang tutup cincinnya mudah dibuka—kita dapat menghabiskan waktu enam jam terbanting-banting di dalam mobil pickup berpenggerak empat roda menuju permukiman yang saling berjauhan yang lokasinya paling dalam di ngarai Tarahumara, berbelok-belok melalui jalan tanah rapuh menyusuri tebing curam, sampai truk itu mengitari ujung jalan, matahari mulai terbenam dan asap terbang melingkar-lingkar dari cerobong asap di kejauhan, dan suara genderang upacara mendayu-dayu dari suatu tempat nun di bawah sana, dan di jalan setapak itu tampak dua botol soda yang sudah kosong dan bungkus mi Maruchan yang dibuang sembarangan. Pemandangan ini membuyarkan khayalan romantis para chabochi. Menurut perhitungan terbaru oleh pemerintah, 106.000 orang Tarahumara tinggal di Meksiko, sehingga mereka merupakan kelompok kaum pribumi terbesar di Amerika Utara; sebagian besar masih tinggal di daerah yang agak terpencil yang oleh pemerintah Meksiko dipromosikan sebagai Ngarai Tembaga (Copper Canyon), namun baik nama tempat maupun citra para penghuninya yang dilukiskan oleh organisasi wisatawan (“Mereka menjalani kehidupan bersahaja yang tidak tersentuh oleh teknologi modern” tercantum dalam artikel online) ternyata hanyalah penggalan informasi, pernyataan sepotong-sepotong, yang tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya.

Ngarai Tembaga itu sendiri, misalnya, atau Barranca del Cobre, sebenarnya adalah salah satu dari belasan ngarai raksasa di bagian Sierra Madre. Beberapa di antaranya lebih dalam daripada Grand Canyon. Dan perniagaan kaum chabochi, baik yang legal maupun ilegal, terus merasuki semua ngarai ini. Industri narkoba semakin meningkatkan penggunaan ngarai untuk pembudidayaan ganja dan bunga opium, menghalau keluarga-keluarga Tarahumara dari ladang jagung, ladang kacang, dan ladang labu mereka. Upaya pemerintah untuk menyediakan jalan dan sarana pendidikan bagi suku Tarahumara juga dinodai dengan bermunculannya minuman keras murah, para penjahat bersenjata, dan berbagai chatarra, istilah bahasa Meksiko untuk “makanan sampah,” yang cocok untuk memenuhi rak-rak toko yang tidak memiliki lemari pendingin karena tidak ada pasokan listrik. Kaum pria Tarahumara yang masih tradisional biasanya mengenakan bando lebar di kepala dan penutup selangkangan yang membiarkan kaki mereka telanjang, sekalipun cuaca sangat dingin, namun sekarang semakin banyak yang mengenakan celana blue jeans dan topi koboi, serta sepatu bot berujung runcing dari kulit yang dicat sewarna dengan ikat pinggang. Kebanyakan wanita Tarahumara masih suka mengenakan selendang penutup kepala warna-warni dan rok panjang bermotif bunga atau rok wiron berwarna gelap atau pastel bergelombang yang mirip kerang, seperti jumbai tirai jendela. Namun, sekarang mereka juga suka mengenakan celana blue jeans.
Artikel terkait

  • Yang Terasing part 1
  • Yang Terasing part 2
  • Yang Terasing part 3
  • Yang Terasing part 4
  • Yang Terasing part 5
  • Yang Terasing part 6
  • Yang Terasing part 7
  • Yang Terasing Lengkap
  • Menjaga Situs Pusaka Dunia
  • Tidak ada komentar:

    Posting Komentar