Hi ALL ,  welcome  |  MY SITE  |  PLEASE READ  |  THANK'S YOU ALL
Selamat datang di online learning, Ayo, terus belajar dan ilmu adalah teman yang paling baik. (kritik dan saran hubungi mhharismansur@gmail.com atau Hp. 081329653007)

Mending 'Mentoring' daripada Tambah Durasi Belajar

Written By mhharismansur on Minggu, 02 Desember 2012 | 23.22


JAKARTA, KOMPAS.comPenambahan durasi belajar dalam perubahan kurikulum ini masih dianggap wajar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dibandingkan negara lain, Indonesia memang masih memenuhi kuota untuk menambah durasi belajar.

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Raihan Iskandar, mengatakan bahwa penambahan durasi belajar untuk para peserta didik ini tidak perlu dilakukan. Dengan durasi singkat, anak-anak juga tetap bisa belajar optimal seperti yang dilakukan di Finlandia.

"Mendikbud sendiri menyadari jumlah jam belajar di Finlandia lebih singkat dari pada di Indonesia. Jadi tak masalahnya kita juga seperti itu," kata Raihan saat dihubungi, Kamis (29/11/2012).

Kendati demikian, ia menjelaskan bahwa durasi singkat tersebut tetap harus diimbangi dengan kelompok mentoring atau tutorial terhadap peserta didik. Hal ini cukup ampuh dilakukan di Finlandia karena dapat dengan mudah menjangkau siswa yang kesulitan belajar.

"Inilah yang menjadi salah satu faktor keberhasilan pendidikan di sana. Metode mentoring ini sangat efektif daripada metode tatap muka di kelas," jelas Raihan.

Metode mentoring ini dilakukan dengan pembagian siswa ke dalam kelompok belajar yang beranggotakan sekitar 10-12 siswa dan seorang guru sebagai fasilitatornya. Dengan demikian, hubungan guru dan murid terjalin lebih baik dan lebih nyaman untuk belajar.

"Tingkat penyerapan ilmu, nilai dan karakter siswa bisa lebih maksimal dibandingkan dengan metode tatap muka di kelas," ungkapnya.

Beberapa waktu lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan hal senada bahwa Finlandia memiliki durasi belajar tersingkat. Namun selepas sekolah anak-anak tersebut didampingi seorang guru untuk mentoring atau tutorial.

Hal ini berjalan lancar di Finlandia karena jumlah populasi di sana tidak terlampau banyak. Kemudian perbandingan antara jumlah siswa dengan guru seimbang sehingga metode mentoring ini bisa diterapkan dan terus berjalan.

"Di Indonesia ini, jumlah siswanya banyak. Gurunya masih banyak yang kurang. Tapi kami segera cari solusi. Metode tutorial juga bisa dijadikan pilihan tapi bukan untuk saat ini," kata Nuh.
Editor :
Caroline Damanik


Artikel yang berkaitan
  • Tautan Penting pada Kemendiknas
  • Peraturan Perundangan
  • Jalur Ujian Tulis Masuk Perguruan Tinggi Negeri Masih Ada
  • Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
  • Ketika Anak Tertatih-tatih Belajar Agama
  • Keluarga Sebagai Wadah Pendidikan Pertama
  • Jangan Marahi Anak Yang Sering Bertanya
  • Hakikat Inderawi
  • Anak, Asset atau Liabilitas?
  • PAUD Menyongsong Kualitas Anak Masa Depan
  • Wajah Sistem Pendidikan di Indonesia
  • Spirit PAUD Nonformal dalam Mendukung Wajar 9 Tahun
  • Membangun Kekuatan Karakter
  • Kekuatan Karakter Bagi Masa Depan Anak
  • Rindu Pendidikan Yang Menyentuh Hati
  • Ini Konsep Syarat Masuk PTN Tahun Depan
  • Menghafal Membuat Bangsa Tak Kreatif
  • SNMPTN 2013 Bebas Biaya Pendaftaran
  • Mending 'Mentoring' daripada Tambah Durasi Belajar
  • Mata Pelajaran Berkurang, Jam Pelajaran Bertambah
  • Ini Draf Struktur Kurikulum Baru SD
  • Lenyapkan Stigma Menakutkan dari Sains dan Matematika
  • Demi Sains, Yohanes Surya Bikin Novel
  • Jangan Pandang Kurikulum Hanya Mata Pelajaran
  • Yohanes Surya: IPA Dihapus, Pembodohan secara Nasional
  • Tidak ada komentar:

    Posting Komentar