Ternyata emosi pada balita juga perlu kita perhatikan ya bunda.Dengan mengenali perkembangan emosi balita, kita bisa terbantu menyelesaikan masalah saat balita menjadi rewel karena marah atau kesal bahkan frustasi. Meski emosi itu juga bisa mengandung hal yang bersifat membahagiakan. Setiap tahapan usia balita mempunyai tingkatan emosi dan perlakuan tersendiri yang khas.
Periode bayi dibawah 6 bulan, adalah periode kelekatan dengan sang ibu yang berusaha membangun rasa percaya pada sang ibu. Mereka sudah bisa tersenyum secara sosial, namun belum mengenal rasa takut. Unsur fisik biasanya ingin diungkap bayi, seperti menangis saat lapar, lelah, panas, atau dingin. Ketika diajak ngobrol bayi akan terlihat senyum atau merespon.
Pada usia selanjutnya saat mulai berpisah dengan ASI, balita akan terlihat mengembangkan diri seperti suka bercermin, sebagai ungkapan pengembangan terhadap dirinya. Mulai eksplorasi terhadap emosinya seperti gembira, takut, dan egonya mulai terasa. Sudah mempunyai kepercayaan diri namun masihbersifat egosentris. Mulai belajar bermain secara mandiri dan juga sudah mulai belajar mengantisipasi suasana hati, merasakan empati, simpati pada orang di sekitar.
Mengenali perkembangan emosi pada balita selanjutnya pada usia 2-3 tahun, balita sudah mulai belajar bersosialisasi lebih luas lagi, terlebih ada yang sudah mulai pra TK. Belajar memenuhi kebutuhannya sendiri, menunjuk atau memilih benda yang diinginkan, punya rasa cemas, dan mulai bisa mengungkapkan suasana hatinya. Di usia ini penanaman perilaku yang baik, nilai agamis sudah harus dilakukan, sebatas pola peniruan dan nasehat sederhana. Tanamkan kedisiplinan dan mulailah mengenalkan pemberian hukuman dan hadiah bila melakukan kesalahan dan keberhasilan.
Dan, pada usia 3-5 tahun, anak mulai bisa diajak bekerjasama namun belum bisa membedakan sesuatu yang fantasi dengan realita, dan bisa mengalami beragam emosi, seperti marah, sedih, cemburu, euphoria namun mulai bisa dikendalikan tingkat egonya. Dalam mengenali perkembangan emosi balita ini peran ibu, pengasuh dan orang-orang sekelilingnya diharapkan dapat memberikan pengayoman dan contoh yang positif, agar tumbuh kembang emosinya bisa tertata lebih baik lagi.
sumber : klik disini
Artikel yang berkaitan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar