Hi ALL ,  welcome  |  MY SITE  |  PLEASE READ  |  THANK'S YOU ALL
Selamat datang di online learning, Ayo, terus belajar dan ilmu adalah teman yang paling baik. (kritik dan saran hubungi mhharismansur@gmail.com atau Hp. 081329653007)

Gigitan yang Menyembuhkan part 4

Written By mhharismansur on Jumat, 25 Januari 2013 | 04.36


Para ilmuwan tengah menggali potensi medis bisa.

OLEH JENNIFER S. HOLLAND
FOTO OLEH MATTIAS KLUM
Takacs, pria 44 tahun asal Hungaria, baru-baru ini meninggalkan University of Chicago untuk meluncurkan World Toxin Bank. Saat tidak di laboratorium, ia memburu ular adder (Bitis arietans) di Sudan Selatan, me­ngambil sampel ular welang di Vietnam, dan mengambil bisa ular beludak gabon di Kongo.

Tujuannya mengumpulkan DNA bagi “perpustakaan toksin” yang nantinya akan menyimpan semua toksin-bisa binatang di Bumi. Dalam pencariannya, dia juga menjelajahi lautan seperti di Mabualau—pulau karang kecil dengan jajaran pohon di pantainya, sekitar 13 kilometer di timur pulau utama Fiji, Viti Levu.

Welang laut moncong-kuning, ular bersisik halus warna perak kebiruan dengan belang hitam-putih, berkembang biak di sini, ber­keliaran di sepanjang dasar laut berpasir. Ular yang hidup di dua alam ini, bernapas dengan paru-paru dan perlu udara, melata naik ke atas batu kapur dan karang di pulau itu.

Ular ini bergelung di bawah cangkang dan dedaunan untuk mencerna makanan dan, beberapa bulan sekali, mengelongsong (berganti kulit). Makanan pokok ular welang adalah belut, dan bisa neurotoksiknya berevolusi untuk mem­bantunya mendapatkan mangsa.

Belut ber­tubuh besar, kuat, bergigi tajam, dan sulit untuk ditarik keluar dari liangnya. “Ular welang membutuhkan bisa yang kuat dan cepat yang menyerang bagian vital tubuh,” kata Takacs. Bisa ular dan pertahanan belut merupakan per­tarungan evolusioner sejak dahulu kala, ujarnya.

Terumbu karang itu juga dihuni hewan berbisa seperti anemon, gurita cincin-biru, dan berbagai ikan beracun yang belum banyak diketahui. Juga siput rangkik. Indah laksana perhiasan, setiap spesies dari 600 lebih siput Conus mengembangkan bisa maut nan unik, beberapa cukup kuat untuk menewaskan manusia sekali sengat.

Setelah menyelam di air dangkal, Takacs ber­­jalan menyusuri pantai membawa temuan ber­­harganya: welang laut yang menggeliang-geliut di satu tangan yang terlindung sarung dan rangkik sebesar kepalan di tangan yang lain. “Saya menggenggam ratusan toksin di tangan.”

Takacs yang selalu membawa perangkat sampel menyiapkan laboratorium lapangan di atas kapal: wadah bertutup, tabung berisi bahan pengawet, jarum dan jarum-suntik, pemotong untuk mengambil sampel jaringan, kamera untuk mendokumentasikan pola setiap hewan, serta sarung tangan hitam besar.

Welang laut cukup pasif, sehingga kecil sekali kemungkinan dia menggigit. Namun, Takacs tetap memakai sarung tangan. Dia alergi terhadap bisa, yang selain mengakibatkan efek melumpuhkan yang biasa juga dapat menyebabkan syok anafilaksis. Dia juga alergi terhadap antibisa yang dibuat dari serum kuda, jadi luar biasa dia bisa selamat setelah total enam kali digigit ular.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar