Hi ALL ,  welcome  |  MY SITE  |  PLEASE READ  |  THANK'S YOU ALL
Selamat datang di online learning, Ayo, terus belajar dan ilmu adalah teman yang paling baik. (kritik dan saran hubungi mhharismansur@gmail.com atau Hp. 081329653007)

Gigitan yang Menyembuhkan (lengkap)

Written By mhharismansur on Jumat, 25 Januari 2013 | 04.44


Para ilmuwan tengah menggali potensi medis bisa.

OLEH JENNIFER S. HOLLAND
FOTO OLEH MATTIAS KLUM
Makhluk laut lainnya, anemon matahari (Stichodactyla helianthus) memiliki tentakel be­racun yang melumpuhkan mangsanya sebelum memasukkan sang korban—biasanya ikan kecil atau udang—ke dalam perutnya. Ternyata, bisa yang dikeluarkan sel penyengat anemon yang disebut nematosis mengandung peptida yang bermanfaat mengobati penyakit autoimun manusia.

Pada 1990-an, tim yang dipimpin ahli fisiologi George Chandy dari University of California, Irvine menemukan bahwa salah satu peptida itu memblokir aktivitas protein yang menyebabkan peradangan. Para peneliti mengubah peptida itu menjadi zat yang mereka sebut ShK-186.

Kini Kineta—perusahaan bioteknologi—tengah mengembangkan zat ini untuk mengobati penyakit autoimun. Yang membuatnya begitu menjanjikan, kata Shawn Iadonato, kepala tim peneliti Kineta, adalah kemampuannya mengikat sel yang sakit saja. “Obat kami sangat khusus menargetkan sel yang menyebabkan penyakit ini. Pengobatan lainnya masih bermasalah karena memiliki banyak efek samping dan menyebabkan pasien rentan terkena infeksi dan kanker.”

Anemon matahari merupakan calon kuat untuk menghasilkan obat penyakit seperti sklerosis multipel, artritis reumatoid, psoriasis, dan lupus. “Dengan obat ini, pasien dapat hidup secara lebih normal,” kata Iadonato. “Masih perlu waktu lama, sekalipun ada penemuan revolusioner ini.”

Kemajuan biologi molekuler memberi para ilmuwan cara yang lebih baik untuk memahami bisa dan target serangannya. Dahulu perusahaan obat mengandalkan keberuntungan, menyaring ribuan senyawa yang memiliki efek tertentu.

Sekarang, beberapa pilihan teknologi yang lebih maju, seperti Designer Toxins, memberikan informasi yang lebih terperinci, sehingga lebih mudah merancang obat yang menargetkan molekul tertentu.

Potensi pengobatan bisa, sebagaimana selalu diulangi Zoltan Takacs, sungguh “dahsyat”. Tetapi, sumber potensi itu terancam punah sebelum kita mampu mengidentifikasi semua toksin­nya. Jumlah ular menurun, se­bagai­mana begitu banyak hewan lainnya.

“Dalam pelestarian keaneka­ragaman hayati,” kata Takacs, “kita harus lebih meng­hargai keanekaragaman hayati molekuler”. Dengan demikian, molekul dalam cairan paling mematikan di alam akan diprioritaskan dalam upaya pelestarian. Dan, hal itu akan menyelamatkan kita.

sumber : NG Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar