Hi ALL ,  welcome  |  MY SITE  |  PLEASE READ  |  THANK'S YOU ALL
Selamat datang di online learning, Ayo, terus belajar dan ilmu adalah teman yang paling baik. (kritik dan saran hubungi mhharismansur@gmail.com atau Hp. 081329653007)

Jagat Renik part 3

Written By mhharismansur on Sabtu, 12 Januari 2013 | 05.34



Tak kasat mata. Ada di mana-mana. Dan berkuasa.

OLEH NATHAN WOLFE
FOTO OLEH DEPT.MIKROBIOLOGI, BIOZENTRUM, UNIVERSITAT BASEL/PHOTO RESEARCHER, INC
Kita kembali lagi ke hidung. Bagaimana nasib mikroba udara yang kita hirup tanpa sadar itu? Makhluk itu cuma numpang lewat. Hidung kita juga dihuni penduduk tetap yang padat dan beragam. Tiga genera—Corynebacterium, Propionibacterium, danStaphylococcus—merupakan bakteri mayoritas dalam lubang hidung kita.

Mikroba hidung merupakan salah satu komunitas yang membentuk mikrobiom manusia: semua pelengkap genetis berupa bakteri dan organisme lain yang tinggal di kulit, gusi, gigi, saluran genital, dan terutama di usus.

Secara total, jumlah mikroba dalam tubuh manusia melebihi jumlah sel tubuh itu sendiri dengan perbandingan sepuluh banding satu, dan beratnya sama atau melebihi otak kita—sekitar 1.350 gram pada rata-rata orang dewasa.

Jadi setiap manusia merupakan organisme sekaligus ekosistem padat penduduk, dengan berbagai habitat yang dihuni spesies berlainan yang perbedaannya laksana hewan yang ada di hutan dengan di gurun.

Sebagian besar mikroba yang mendiami tubuh kita bermanfaat atau tidak berbahaya. Mikroba ini membantu kita mencerna makanan dan menyerap zat gizi. Mikroba memproduksi protein anti-inflamasi dan vitamin penting yang tidak dapat dibentuk oleh gen kita, serta melatih sistem kekebalan tubuh kita untuk memerangi penyusup yang menularkan penyakit.

Bakteri yang tinggal di kulit mengeluarkan semacam pelembap alami, mencegah pecah-pecah yang dapat menyebabkan kulit dimasuki patogen. Manusia mendapatkan rekan mikroba pertam­nya dalam proses kelahiran, saat melewati saluran vagina yang populasi bakterinya berubah secara drastis selama kehamilan.

Misalnya, Lactobacillus johnsonii, yang biasanya hidup dalam usus dan membantu kita mencerna susu, menjadi lebih banyak di vagina, sehingga sang bayi mendapat bakteri ini, mungkin untuk membantunya mencerna ASI.
Tubuh manusia juga dihuni beberapa kuman culas. Setiap waktu, satu dari tiga manusia memiliki Staphylococcus aureus—bakteri jinak yang bisa berubah ganas—di lubang hidungnya.

Biasanya persaingan antara anggota komunitas lubang hidung dapat mengontrol bakteri ini. Namun, S. aureus bisa jadi berbahaya, terutama jika masuk ke lingkungan yang lain. Di kulit, bakteri ini dapat menyebabkan berbagai hal mulai dari jerawat hingga infeksi yang membawa maut.

Dalam kondisi tertentu, bakteri individu dapat menyatu menjadi lapisan lendir yang bertingkah seperti pasukan, menyerang jaringan baru dan bahkan mengontaminasi kateter intravena dan peralatan rumah sakit lainnya. Galur kuman super S. aureus dapat menyebabkan infeksi mematikan seperti sindrom syok keracunan atau fasiitis nekrotik—penyakit pemakan daging.
sumber : NG Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar