Bukan hanya burung pipit yang menginspirasi Darwin, melainkan juga fosil armadillo dan sloth.
OLEH DAVID QUAMMEN
FOTO OLEH LUCIANO CANDISANI, MINDEN PICTURES
FOTO OLEH LUCIANO CANDISANI, MINDEN PICTURES
“Burung itu sudah selesai dikuliti dan dimasak sebelum aku teringat,” tulis Darwin dalam sebuah catatan yang sangat hidup sehingga kita hampir bisa membayangkan dia menepuk jidatnya. “Namun, kepala, leher, kaki, sayap, banyak dari bulu yang besar, serta sebagian besar kulit telah diawetkan.” Dia menyelamatkan sisa-sisa tersebut dan mengirimkannya ke Inggris. Di sana, potongan-potongan itu dijahit menjadi spesimen yang cukup utuh bagi museum Zoological Society. Ahli ornitologi John Gould yang kelak dikirimi Darwin pipit dan mockingbird Galápagos untuk diidentifikasi, juga pertama kali melihat makhluk ini. Gould memastikan bahwa ini adalah spesies yang berbeda dan menyebutnya Rhea darwinii (nama ini kemudian berubah karena hal teknis taksonomi) berdasarkan nama si lelaki yang menyelamatkannya dari tumpukan sampah.
Yang paling menarik perhatian Darwin tentang kedua spesies rhea tersebut adalah, walaupun keduanya sangat mirip, irisan distribusi geografinya sangat kecil. Rhea besar mendiami Pampas dan Patagonia utara, ke selatan hingga Río Negro di Argentina yang mengalir ke laut pada sekitar 41° lintang selatan; rhea kecil menggantikan yang besar di seberang Río Negro dan mendiami Patagonia selatan. Bersama dengan bukti mamalia Amerika Selatan yang punah, implikasi keanekaragaman dan distribusi rhea sama meyakinkannya bagi Darwin dengan pola yang kemudian ditemukannya di antara burung pipit dan mockingbird Galápagos.
Bagaimana spesies berasal, dan bagaimana sehingga hidup di tempatnya sekarang? Kisah yang umum yang tetap dianut erat oleh ilmu pengetahuan Eropa di saat pengarungan Beagle adalah bahwa Tuhan menciptakan spesies secara sendiri-sendiri, dalam kelompok-kelompok (untuk mengganti yang punah), dan memilih untuk menempatkannya hampir secara sembarang di tempatnya masing-masing—kanguru di Australia, jerapah dan zebra di Afrika, rhea, sloth, dan armadillo di Amerika Selatan, makhluk yang masih hidup dan punah berkumpul dengan erat dalam ruang dan waktu.
Namun bagi Darwin, baik mamalia yang telah punah (bersama jenisnya yang masih hidup di antara sloth dan armadillo) dan kedua jenis rhea (menempati kawasan habitat yang berdampingan) menandakan sesuatu yang lebih rasional: gagasan tentang hubungan dan suksesi di antara spesies yang berkerabat dekat. Sloth pohon dan armadillo yang hidup sekarang sepertinya melanjutkan bentuk sebelumnya, mendiami medan yang kurang-lebih sama dalam kala yang berbeda dalam sejarah Bumi. (Jenis-jenis sloth yang lebih awal itu adalah sloth sejati; makhluk berperisai yang lebih awal itu sekarang dikenal sebagai glyptodont, satu familia yang berbeda tetapi sangat dekat dengan armadillo yang hidup sekarang.)
Kedua rhea, serupa tapi tak sama, kemungkinan adalah keturunan satu sama lain—namun dalam ruang, di sepanjang dimensi horizontal lanskap. Pengelompokan dalam ruang dan waktu seperti itu menunjukkan bahwa setiap kelompok berasal, dengan modifikasi, dari nenek moyang yang sama: rhea dari rhea, sloth dari sloth yang lebih awal, armadillo dari pendahulu yang mirip armadillo atau glyptodont, mungkin jauh lebih besar daripada armadillo yang hidup saat ini. Itulah penjelasan yang menurut Darwin paling tepat, karena agaknya lebih efisien, lebih induktif, dan lebih meyakinkan daripada skenario penciptaan.
Yang paling menarik perhatian Darwin tentang kedua spesies rhea tersebut adalah, walaupun keduanya sangat mirip, irisan distribusi geografinya sangat kecil. Rhea besar mendiami Pampas dan Patagonia utara, ke selatan hingga Río Negro di Argentina yang mengalir ke laut pada sekitar 41° lintang selatan; rhea kecil menggantikan yang besar di seberang Río Negro dan mendiami Patagonia selatan. Bersama dengan bukti mamalia Amerika Selatan yang punah, implikasi keanekaragaman dan distribusi rhea sama meyakinkannya bagi Darwin dengan pola yang kemudian ditemukannya di antara burung pipit dan mockingbird Galápagos.
Bagaimana spesies berasal, dan bagaimana sehingga hidup di tempatnya sekarang? Kisah yang umum yang tetap dianut erat oleh ilmu pengetahuan Eropa di saat pengarungan Beagle adalah bahwa Tuhan menciptakan spesies secara sendiri-sendiri, dalam kelompok-kelompok (untuk mengganti yang punah), dan memilih untuk menempatkannya hampir secara sembarang di tempatnya masing-masing—kanguru di Australia, jerapah dan zebra di Afrika, rhea, sloth, dan armadillo di Amerika Selatan, makhluk yang masih hidup dan punah berkumpul dengan erat dalam ruang dan waktu.
Namun bagi Darwin, baik mamalia yang telah punah (bersama jenisnya yang masih hidup di antara sloth dan armadillo) dan kedua jenis rhea (menempati kawasan habitat yang berdampingan) menandakan sesuatu yang lebih rasional: gagasan tentang hubungan dan suksesi di antara spesies yang berkerabat dekat. Sloth pohon dan armadillo yang hidup sekarang sepertinya melanjutkan bentuk sebelumnya, mendiami medan yang kurang-lebih sama dalam kala yang berbeda dalam sejarah Bumi. (Jenis-jenis sloth yang lebih awal itu adalah sloth sejati; makhluk berperisai yang lebih awal itu sekarang dikenal sebagai glyptodont, satu familia yang berbeda tetapi sangat dekat dengan armadillo yang hidup sekarang.)
Kedua rhea, serupa tapi tak sama, kemungkinan adalah keturunan satu sama lain—namun dalam ruang, di sepanjang dimensi horizontal lanskap. Pengelompokan dalam ruang dan waktu seperti itu menunjukkan bahwa setiap kelompok berasal, dengan modifikasi, dari nenek moyang yang sama: rhea dari rhea, sloth dari sloth yang lebih awal, armadillo dari pendahulu yang mirip armadillo atau glyptodont, mungkin jauh lebih besar daripada armadillo yang hidup saat ini. Itulah penjelasan yang menurut Darwin paling tepat, karena agaknya lebih efisien, lebih induktif, dan lebih meyakinkan daripada skenario penciptaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar