Hi ALL ,  welcome  |  MY SITE  |  PLEASE READ  |  THANK'S YOU ALL
Selamat datang di online learning, Ayo, terus belajar dan ilmu adalah teman yang paling baik. (kritik dan saran hubungi mhharismansur@gmail.com atau Hp. 081329653007)

Petunjuk Pertama Darwin part 6

Written By mhharismansur on Rabu, 02 Januari 2013 | 08.03


Bukan hanya burung pipit yang menginspirasi Darwin, melainkan juga fosil armadillo dan sloth.

OLEH DAVID QUAMMEN
FOTO OLEH LUCIANO CANDISANI, MINDEN PICTURES
Sepenting apa peran data Amerika Selatan itu dalam menggoyahkan keyakinan Darwin terhadap pandangan ortodoks—meyakinkan bahwa evolusi adalah kenyataan yang seharusnya dia cari penjelasan materialnya? Darwin sendiri memberi beberapa jawaban atas pertanyaan itu sepanjang hidupnya. Intinya, jawabannya berkisar antara sangat penting, tetapi tak sepenting burung-burung Galápagos, hingga, sangat krusial, titik.

Darwin mengisyaratkan tentang teori evolusi pada 1845, dalam edisi kedua kisah Beagle-nya yang dia revisi untuk menyertakan petunjuk samar tentang teori yang belum siap dia lansir tersebut. Hubungan antara fosil dan yang hidup sekarang di antara binatang pengerat, sloth, unta, dan armadillo merupakan “fakta yang paling menarik,” tulisnya. Pekerjaan lebih lanjut yang dilakukan oleh peneliti lainnya mengungkap pola yang sama di Brasil—pada fosil dan binatang yang hidup yaitu pemakan semut (anteater), monyet, pikari (jenis babi), dan possum. “Hubungan mengagumkan antara yang mati dan yang hidup di satu benua ,” tulis Darwin, akan “semakin menyinari kemunculan makhluk hidup serta kepunahannya di Bumi kita, dibanding jenis informasi yang lain.” Namun sinar yang seperti apa? Apa yang akan terlihat? “Menyinari” adalah salah satu metafora yang disukainya dan kata itu akan muncul kembali, tetapi baru lima belas tahun kemudian—setelah dia siap menyorotkan sinar teorinya yang menyilaukan ke muka umum.

Ada pertanyaan lain yang mengusik tentang rhea dan fosil Amerika Selatan: kapan bukti tersebut dipahami Darwin sehingga mengarahkannya ke gagasan tentang evolusi? Pandangan yang umum diterima adalah saat kembali dari pelayaran Beagle, dia belumlah menjadi penganut evolusi, dia hanya terusik dan dibingungkan oleh apa yang telah dilihatnya, dan dia melakukan lompatan besar ke pemikiran evolusi setelah berkonsultasi di London dengan John Gould dan Richard Owen, tentang spesimen fosil dan burung yang sudah dia kirim kepada mereka (tak lama setelah itu dia mulai menggunakan istilah baru untuk proses tersebut: “transmutasi”). Namun tidak semua orang setuju.

“Saya kira secara pribadi dia telah menganut paham ini lebih awal,” ujar seorang sejarawan paleontologi yang bernama Paul D. Brinkman. Kami duduk di kantornya di North Carolina Museum of Natural Sciences di Raleigh, ditemani potret Darwin muda, poster film Jurassic Park, dan foto-foto spesimen sloth tanah dan glyptodont yang sudah tua. “Mengapa ada kemiripan antara fosil fauna dan fauna yang hidup di kawasan ini? Mengapa satwa-satwa itu demikian serupa?” ujar Brinkman, mengajukan ulang pertanyaan yang mungkin timbul di benak Darwin. Pengerat purba dan agouti modern, glyptodont dan armadillo—mengapa? “Saya kira, salah satu penjelasan yang mungkin dipertimbangkan Darwin, bahkan seawal tahun 1832, adalah spesies tersebut merupakan keturunan yang lain. Transmutasi.” Namun, bahkan Brinkman pun mengakui bahwa hanya ada bukti lemah, “tidak ada bukti pasti,” untuk hipotesisnya bahwa Darwin telah menganut evolusionisme jauh sebelum berjalan di pantai Galápagos.

Salah satu kesaksian misterius datang dari Darwin sendiri, menjelang akhir hidupnya, dalam autobiografi pribadi yang dia tulis untuk keluarganya. “Selama pengarungan Beagle,” kenang Darwin, “aku sangat terkesan oleh penemuan fosil binatang besar di bebatuan Pampas yang memiliki perisai seperti armadillo yang ada sekarang.” Dia juga menyinggung rhea dan spesies-spesies di Galápagos, yang berbeda dari satu pulau ke pulau yang lain. “Itu adalah bukti,” tulis Darwin, “bahwa fakta seperti itu, di samping banyak hal lain, dapat dijelaskan dengan anggapan bahwa spesies berubah perlahan; dan hal tersebut menghantuiku.” Bertahun-tahun setelahnya, hal itu juga menghantui para sarjana.

Setelah menyelesaikan pekerjaan menyigi di Amerika Selatan dan menghabiskan waktu setahun mengelilingi dunia, Beagle kembali ke Inggris pada Oktober 1836. Darwin yang saat itu berusia 27 tahun serta sudah menjadi seorang naturalis berpengalaman yang lelah merantau dan ingin segera pulang, juga mengalami perubahan dalam segi lainnya. Dia tidak mau lagi menjadi pastor desa; dia membaktikan hidupnya untuk ilmu pengetahuan. Setidaknya, dia mulai kehilangan keyakinannya terhadap spesies yang tidak dapat berubah. Hal itu tidak mungkin bisa diketahui dengan pasti, tetapi tampaknya saat itu dia telah mengidentifikasi pertanyaan besar, walaupun belum menemukan jawaban besar, yang akan mendominasi sisa usia produktifnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar