"Suara" dari bawah tanah memberi perenungan tentang makna kehidupan.
OLEH AA GILL
FOTO OLEH VINCENT J MUSI
FOTO OLEH VINCENT J MUSI
Pengawetan jasad para pendahulu dilakukan di berbagai tempat, tetapi jarang sekali yang dipamerkan seperti ini. Sisilia memiliki begitu banyak budaya, begitu banyak bangsa datang ke sini dengan ibadah dan keyakinan mereka dan berbaur, yang di era sekarang terkadang tampak nyata asal-usul mereka yang telah lama terlupakan. Itu memberi kesan bahwa praktik pengawetan jenazah merupakan gema tersisa dari ritus pra-Kristen yang jauh lebih tua—kepercayaan terhadap kekuatan gaib dari mayat. Tidak setiap mayat mengering; sebagian membusuk, maka mayat lainnya yang awet mungkin menjadi isyarat dari kehendak Tuhan, sebuah tangan ilahiah yang melindungi orang-orang tertentu seindividu-individu tertentu seolah mereka merupakan tanda dari kebaikan duniawi tertentu. Seperti relik-relik santo yang digunakan untuk membantu keyakinan dan orang yang berdoa, mungkin jasad-jasad ini dianggap telah diawetkan Tuhan untuk memperkokoh iman. Atau, barangkali katakomba-katakomba tersebut dibuat sebagai vanitas (lambang kesia-siaan kehidupan fana) yang besar, a memento mori (sesuatu yang mengingatkan akan kefanaan kita), sebuah gambaran dari melepaskan segala ambisi duniawi, kematian yang tak terelakkan, kesia-siaan, dan kebodohan dari menumpuk harta benda di Bumi.
Pada tahun-tahun yang lebih kemudian, sejumlah jasad diawetkan secara lebih teliti dengan menggunakan injeksi bahan kimia, mengambil tanggung jawab dari tangan Tuhan dan menyerahkannya pada para pengurus jenazah dan ilmu pengetahuan. Di salah satu kapel seorang gadis kecil Rosalia Lombardo terbaring di peti matinya. Ia tampak seperti tidur di bawah selimut cokelat yang sangat dekil. Tidak seperti kebanyakan mumi yang disaring dan dikeringkan lainnya, ia memiliki rambutnya sendiri yang menjurai ikal seperti rambut boneka menutupi dahi kuningnya, diikat dengan bando sutera kuning nan besar. Kedua matanya tertutup, bulu matanya diawetkan secara sempurna. Jika ia tidak dikelilingi oleh kerangka-kerangka yang menyeringai dan membusuk di tempat ini, ia dapat kelihatan hanya seperti seorang anak yang tertidur dalam perjalanan pulang dari pesta. Kealamian dan keindahannya begitu mengejutkan; hal tersebut mengandung pengertian bahwa hidup itu dekat dengan kematian, mengganggu, dan menghantui. Rosalia berusia dua tahun ketika ia menderita radang paru-paru dan meninggal. Didera kesedihan mendalam, ayahnya meminta Alfredo Salafia, pembalsem terkenal, untuk mengawetkan Rosalia. Efek dari pengawetan tampak begitu hidup tetapi menakutkan dan tragis, dan kesedihan masih kelihatan menggantung di atas kepala pirang yang kecil ini (Salafia menjual cairan mumifikasi rahasianya ke rumah-rumah duka di AS ketika tren pembalseman menyebar setelah pembantaian Perang Sipil. Di Palermo, Rosalia disebut sebagai semacam setengah dewi, malaikat kecil yang ajaib. Para pengemudi taksi mengatakan, “Apakah Anda sudah melihat Rosalia? Bella (cantik).”
Savoca adalah desa sunyi yang merangkak ke atas lereng bukit hingga desa itu mencapai pemandangan ke laut, melewati ujung timur pulau. Desa dengan atmosfer sosial yang terjalin erat dan penuh rahasia tersebut berliku mengelilingi bukit. Di sinilah Francis Ford Coppola membuat film The Godfather. Bar yang terletak di alun-alun kecil tempat Michael (tokoh utama film) dan istrinya (yang kemudian tewas secara tragis karena bom mobil) melangsungkan pesta pernikahan tampak persis seperti di layar film, 37 tahun silam. Tidak ada petunjuk jelas yang menyebutkan tentang film itu. Mereka tidak menyukai keterkaitan dengan film itu; kebanyakan orang Sisilia yang saya tanyai mengaku tidak pernah menontonnya.
Pada tahun-tahun yang lebih kemudian, sejumlah jasad diawetkan secara lebih teliti dengan menggunakan injeksi bahan kimia, mengambil tanggung jawab dari tangan Tuhan dan menyerahkannya pada para pengurus jenazah dan ilmu pengetahuan. Di salah satu kapel seorang gadis kecil Rosalia Lombardo terbaring di peti matinya. Ia tampak seperti tidur di bawah selimut cokelat yang sangat dekil. Tidak seperti kebanyakan mumi yang disaring dan dikeringkan lainnya, ia memiliki rambutnya sendiri yang menjurai ikal seperti rambut boneka menutupi dahi kuningnya, diikat dengan bando sutera kuning nan besar. Kedua matanya tertutup, bulu matanya diawetkan secara sempurna. Jika ia tidak dikelilingi oleh kerangka-kerangka yang menyeringai dan membusuk di tempat ini, ia dapat kelihatan hanya seperti seorang anak yang tertidur dalam perjalanan pulang dari pesta. Kealamian dan keindahannya begitu mengejutkan; hal tersebut mengandung pengertian bahwa hidup itu dekat dengan kematian, mengganggu, dan menghantui. Rosalia berusia dua tahun ketika ia menderita radang paru-paru dan meninggal. Didera kesedihan mendalam, ayahnya meminta Alfredo Salafia, pembalsem terkenal, untuk mengawetkan Rosalia. Efek dari pengawetan tampak begitu hidup tetapi menakutkan dan tragis, dan kesedihan masih kelihatan menggantung di atas kepala pirang yang kecil ini (Salafia menjual cairan mumifikasi rahasianya ke rumah-rumah duka di AS ketika tren pembalseman menyebar setelah pembantaian Perang Sipil. Di Palermo, Rosalia disebut sebagai semacam setengah dewi, malaikat kecil yang ajaib. Para pengemudi taksi mengatakan, “Apakah Anda sudah melihat Rosalia? Bella (cantik).”
Savoca adalah desa sunyi yang merangkak ke atas lereng bukit hingga desa itu mencapai pemandangan ke laut, melewati ujung timur pulau. Desa dengan atmosfer sosial yang terjalin erat dan penuh rahasia tersebut berliku mengelilingi bukit. Di sinilah Francis Ford Coppola membuat film The Godfather. Bar yang terletak di alun-alun kecil tempat Michael (tokoh utama film) dan istrinya (yang kemudian tewas secara tragis karena bom mobil) melangsungkan pesta pernikahan tampak persis seperti di layar film, 37 tahun silam. Tidak ada petunjuk jelas yang menyebutkan tentang film itu. Mereka tidak menyukai keterkaitan dengan film itu; kebanyakan orang Sisilia yang saya tanyai mengaku tidak pernah menontonnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar