oleh : Zika Zakiya.
19 Desember 1948: Operasi Gagak di Langit Yogyakarta
19 Desember 1941, Hitler Ambil Alih Komando Militer
26 Desember 2004, Gempa dan Tsunami Getarkan Aceh
Lima Prediksi Kiamat yang Meleset
13 Desember 1937, Pemerkosaan Kota Nanking
Jepang Catat Tsunami Setinggi 1 Meter
Lempeng Bawah Laut Runtuh, Australia Terancam Tsunami
Sejarah gerakan pramuka Indonesia
Sumber: History Channel, World War II Russia Besieged
Ini sebagai bentuk penolakan Hitler atas kekalahan di Rusia dan mulai mengganti beberapa petinggi militernya.
Tepat pada 71 tahun lalu, pemimpin Nazi-Jerman, Adolf Hitler, mengambil alih komando militer Jerman. Ini dilakukannya setelah pemimpin sebelumnya dinilai gagal menaklukkan Moskow, Rusia.
Usaha Jerman menguasai Moskow memang terbukti berbalik menjadi bencana. Mereka gagal menembus pertahanan kota setelah pasukan Soviet menetapkan batas perimeter sejauh 321 kilometer dari pusat kota.
Kendala lain adalah cuaca dingin yang mencapai suhu ekstrem antara minus 31 hingga minus 40 derajat Celcius. Dalam foto dokumentasi Perang Dunia II, tentara Jerman yang tertangkap dipaksa membuka baju dan mandi di salju. Sebagian besar dari mereka akhirnya tewas karena hipotermia.
Beberapa pekan sebelumnya, pada 5 Desember 1941, pasukan Jerman dipukul mundur tentara Soviet yang berkamuflase menggunakan pakaian putih --menyamakan warna salju. Pasukan Soviet asal Siberia ini menyerang lawannya menggunakan papan ski. Daya tahan tubuh yang terbiasa dengan cuaca keras Rusia, membuat pasukan Siberia ini kuat berdiam diri di salju bersuhu minus 40 derajat Celcsius.
"Mitos dari tidak pernah terkalahkannya pasukan Jerman akhirnya patah," tulis Jenderal Jerman Franz Halder dalam suratnya di kemudian hari.
Namun, Hitler menolak kekalahan ini dan mulai mengganti beberapa petinggi militernya. Jenderal Fedor von Bock diganti Jenderal Hans von Kluge. Padahal nama terakhir disebut sudah gagal dan mundur dari Moskow.
Jenderal lain yang dicopot adalah Karl von Runstedt, pemimpin di sektor selatan dan mundur dari Rostov. Hitler tidak percaya dengan kata menyerah dan menyatakan diri sebagai pemimpin militer tertinggi. Ia mengatakan akan melatih pasukannya,"Dengan cara sosialis-nasional."
sumber : nasional geographic indonesia
Artikel yang berkaitan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar