Dengan senapan ibunya, dia membunuh 26 orang, kebanyakan bocah.
VIVAnews - Belum ada yang tahu persis apa motif di balik perubahan sikap Adam Lanza, dari pemuda pendiam dan pemalu menjadi pembunuh berdarah dingin yang tega membantai bocah-bocah tidak berdosa. Namun, sisi lain Adam ini bisa jadi dibentuk oleh kebiasaan ibundanya, yang juga menjadi korban tewas.
Menurut kerabat dan tetangga keluarga Lanza, Ibunda Adam, Nancy, dikenal sebagai seorang yang paranoid. Nancy meyakini bahwa dunia akan segera kiamat dan masyarakat akan menjadi liar tak terkendali.
Itulah sebabnya, Nancy mempersiapkan diri untuk menyongsong tibanya hari itu di kota kecilnya, Newtown, Connecticut. Di Amerika Serikat, orang seperti Nancy disebut "prepper" dan jumlahnya tidak sedikit.
Diberitakan Daily Mail yang mengutip para kerabat Nancy, wanita 52 tahun ini menimbun makanan kalengan, air dan senjata api. Semuanya ini adalah kebutuhan yang diperlukan dia dan dua anaknya jika kiamat datang. Namun, niatan ini berubah menjadi obsesi saat Nancy tergila-gila pada senjata api.
Dia memiliki koleksi senjata yang tidak sedikit, mulai dari pistol, senapan berburu hingga senapan serbu. Dia juga tidak pernah meninggalkan rumah tanpa pistol. Dia sering memamerkan koleksinya pada tetangga dan kawan-kawannya.
Agar anaknya bisa mandiri, Nancy sering mengajarkan Adam dan Ryan -anak sulungnya- menggunakan senjata. Keduanya sering diajak untuk berlatih tembak di alam liar. Hal ini disampaikan oleh bekas tukang kebunnya, Dan Holmes.
Inilah yang membuat Adam sangat lihai menggunakan senapan serbu dan dua pistol dalam aksinya Jumat pekan lalu. Sebanyak 26 orang tewas, 20 di antaranya anak-anak usia 5-10 tahun. Adam bunuh diri sesudahnya.
Nancy sendiri ditemukan tewas di tempat tidurnya dengan masih mengenakan piyama. Adam menyarangkan empat peluru ke kepala ibu kandungnya itu. Belum ditemukan motif mengapa Adam melakukan tindakan sadis itu.
Adam dikenal sebagai pemuda manis yang tertutup, pendiam dan pemalu. pemuda 20 tahun ini diketahui mengidap Sindrom Asperger, sejenis autisme. Oleh teman-temannya, dia dikatakan sebagai anak yang sangat cerdas, namun sulit bersosialisasi.
Ryan Kraft, pengasuh Adam waktu dia berusia 10 tahun mengatakan bocah itu walaupun tenang tapi bisa tiba-tiba marah hebat (tantrum). Nancy meminta Ryan untuk tidak meninggalkan Adam sendirian, bahkan ke toilet dia harus selalu ditemani.
Teman-teman Adam mengatakan bahwa Nancy sangat keras dalam mendidik anaknya. Adam dipaksanya belajar untuk meraih prestasi yang membanggakan. Namun, karena Nancy terlibat cekcok dengan guru setempat, Adam akhirnya belajar di rumah atau home-schooling.
Menurut kerabat dan tetangga keluarga Lanza, Ibunda Adam, Nancy, dikenal sebagai seorang yang paranoid. Nancy meyakini bahwa dunia akan segera kiamat dan masyarakat akan menjadi liar tak terkendali.
Itulah sebabnya, Nancy mempersiapkan diri untuk menyongsong tibanya hari itu di kota kecilnya, Newtown, Connecticut. Di Amerika Serikat, orang seperti Nancy disebut "prepper" dan jumlahnya tidak sedikit.
Diberitakan Daily Mail yang mengutip para kerabat Nancy, wanita 52 tahun ini menimbun makanan kalengan, air dan senjata api. Semuanya ini adalah kebutuhan yang diperlukan dia dan dua anaknya jika kiamat datang. Namun, niatan ini berubah menjadi obsesi saat Nancy tergila-gila pada senjata api.
Dia memiliki koleksi senjata yang tidak sedikit, mulai dari pistol, senapan berburu hingga senapan serbu. Dia juga tidak pernah meninggalkan rumah tanpa pistol. Dia sering memamerkan koleksinya pada tetangga dan kawan-kawannya.
Agar anaknya bisa mandiri, Nancy sering mengajarkan Adam dan Ryan -anak sulungnya- menggunakan senjata. Keduanya sering diajak untuk berlatih tembak di alam liar. Hal ini disampaikan oleh bekas tukang kebunnya, Dan Holmes.
Inilah yang membuat Adam sangat lihai menggunakan senapan serbu dan dua pistol dalam aksinya Jumat pekan lalu. Sebanyak 26 orang tewas, 20 di antaranya anak-anak usia 5-10 tahun. Adam bunuh diri sesudahnya.
Nancy sendiri ditemukan tewas di tempat tidurnya dengan masih mengenakan piyama. Adam menyarangkan empat peluru ke kepala ibu kandungnya itu. Belum ditemukan motif mengapa Adam melakukan tindakan sadis itu.
Adam dikenal sebagai pemuda manis yang tertutup, pendiam dan pemalu. pemuda 20 tahun ini diketahui mengidap Sindrom Asperger, sejenis autisme. Oleh teman-temannya, dia dikatakan sebagai anak yang sangat cerdas, namun sulit bersosialisasi.
Ryan Kraft, pengasuh Adam waktu dia berusia 10 tahun mengatakan bocah itu walaupun tenang tapi bisa tiba-tiba marah hebat (tantrum). Nancy meminta Ryan untuk tidak meninggalkan Adam sendirian, bahkan ke toilet dia harus selalu ditemani.
Teman-teman Adam mengatakan bahwa Nancy sangat keras dalam mendidik anaknya. Adam dipaksanya belajar untuk meraih prestasi yang membanggakan. Namun, karena Nancy terlibat cekcok dengan guru setempat, Adam akhirnya belajar di rumah atau home-schooling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar